Sabtu, 07 Juli 2012

And When The Storm Has Gone, I'm Waiting for The Rainbow


Ujung dari sebuah penantian. Itu yang terlintas dalam benakku ketika aku menerima kabar kelulusanku. Ya, hasil SNMPTN baru saja diumukan dan aku menjadi salah satu peserta yang dinyatakan lulus. Aku diterima di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada yang notabene adalah pilihan pertamaku. Aku memang sangat berharap dapat diterima dipilihan pertama. Setali tiga uang dengan ini, mama, Kak Mia dan adikku Niken memang sangat berharap aku dapat lulus. Betapa tidak, mereka sangat menginginkan aku bisa bergelar sarjana. Setelah dinyatakan gagal dalam SNMPTN 2011, aku harus menunda mimpi dan harapan keluargaku. Aku tak punya pilihan selain menunggu pelaksanaan SNMPTN 2012.
Kecewa, tentulah aku kecewa. Bahkan aku tak bisa menggambarkan betapa sedihnya hatiku ketika teman-temanku telah berganti status menjadi “mahasiswa”. Mereka sibuk mempersiapkan diri untuk menjalani “ritual” OSPEK, bahkan aku hanya dapat tertegun ketika teman-temanku bercerita mengenai UTS, UAS dan kegiatan mereka di kampus.
Hatiku bertambah sedih ketika melihat kekecewaan keluargaku. Aku masih ingat ketika mama meneteskan air mata ketika memberikan ucapan selamat kepada teman-temanku. Ingin rasanya aku protes, kenapa nasibku harus begini? Mengapa perjuanganku tak membuahkan hasil? Kenapa aku terlalu ceroboh sehingga salah dalam menuliskan kode soal TPA? Tapi apalah daya, SNMPTN 2011 telah berlalu dan kenyataannya aku belum berhasil.
Kini, setahun telah berlalu. Penantian memang telah berakhir, tapi aku sadar, ini bukanlah akhir dari segalanya. Ini hanyalah sebuah langkah awal dari perjalanan hidupku. Begitu bahagia rasanya mendengar tangis haru dari mama, Kak Mia dan Niken. Merekalah yang menjadi motivator ku. Memang benar apa yang aku tuliskan sebagai bio di twitter. And when the storm has gone, I'm waiting for the rainbow. Kini sebuah pelangi yang indah telah bersinar dikala badai berakhir. Terimakasih Ya Allah, engkau telah memberikan jawaban atas doaku. terimakasih juga supportnya Ma, Kak Mia, adekku Niken, dan juga teman-temanku. Semua ini berkat doa kalian kok :)

Sabtu, 07 Januari 2012

#2012 wish

Tahun baru masehi 2012 sudah memasuki hari ketujuh. Namun rasanya belum terlambat untuk menyusun dan menuliskan #2012 wish. Sebenarnya ada banyak hal yang ingin aku capai ditahun ini. Diantaranya:

  1. Lulus SNMPTN 2012. Untuk pilihan universitas dan jurusan, kayaknya masih belum bisa aku publikasikan disini. 
  2. Lulus seleksi beasiswa Anchora Foundation dan Paramadina Fellowship 2012.
  3. Mampu menulis sebuah artikel yang bisa dimuat di berbagai nedia massa nasional maupun internasional.
  4. Menjadi pribadi yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
  5. Rajin shalat dan ibadah. Kalo bisa harus rajin puasa senin-kamis.
  6. Menjauhkan diri dari sifat malas.
  7. Harus bisa me-manage waktu sebaik mungkin.
  8. Punya tabungan sendiri, minimal bisa buat persiapan kalo ada kebutuhan mendadak, jadi nggak perlu minta uang sama orang tua.
umm, mungkin itu aja dulu ya, kalo soal 'mmm' --*tau deh maksudnya apa-- kayaknya masih belum jadi prioritas lah. Kalo dikasih alhamdulillah, kalo belum yaaa harus bersabar, karna Allah lagi nyiapin yang terbaik buat aku, dan aku percaya itu .

Kamis, 22 Desember 2011

aku mengagumimu wahai Mamaku...


22 Desember, meskipun hari ini adalah hari Ibu, namun hari ini tak begitu spesial bagiku. Bukannya aku tak ikut memperingati hari ibu, tapi menurutku setiap hari adalah hari ibu. Memang tak ada yang dapat aku berikan sebagai kado hari Ibu kepada beliau, aku hanya bisa menceritakan betapa aku sangat mengagumi beliau. Seorang wanita yang tak lagi muda. Wajahnya yang dulu cantik, kini mulai berubah seiring dengan pertambahan usia. Wanita yang begitu tegar menjadi seorang single parent selama 17 tahun lebih. Mungkin beliau tak pernah membayangkan akan ditinggal pergi suaminya untuk selama-lamanya dan membesarkan ketiga buah hatinya seorang diri. Umurnya masih sangat muda ketika takdir mengharuskan beliau menjadi seorang janda. Semenjak beliau berusia 24 tahun, tanggung jawab sebagai kepala keluarga beralih kepundaknya. Aku bisa membayangkan, betapa sulitnya membesarkan aku, kakak, dan adikku. Namun, beliau tak pernah mengeluh. Beliau berusaha sekuat tenaga untuk mencari nafkah karena uang pensiun papa tak cukup untuk memenuhi kebutuhan kami.
Tak hanya mencari nafkah, semenjak 17 tahun yang lalu, beliaulah yang telah mendidik dan membesarkan kami, anak-anaknya. Dulu, aku sempat memberontak dengan cara mama mendidik kami. Sifatnya yang keras dan cenderung otoriter membuat aku sempat berfikir, "kenapa harus papa yang pergi? kenapa bukan mama?". Berbeda dengan mama, papa memang terkenal dengan sifanya yang lemah lembut. Mama sering memarahiku. Mama akan sangat marah ketika aku  lupa melaksanakan sholat. Mama juga akan memarahiku ketika aku tidur lagi setelah shalat shubuh. Tak hanya itu, mama juga tak suka jika beliau pulang, dan rumah dalam keadaan berantakan.
Dibalik sifatnya yang keras, mama sesungguhnya memiliki hati yang sangat lembut. Beliau rela mengorbankan kebahagiaannya demi kebahagiaan kami. Buktinya, beliau rela selama 17 tahun membesarkan anak tanpa didampingi oleh seorang suami. Ya, semenjak papa meninggal, memang tak pernah terbersit dibenaknya untuk kembali menikah. Setiap kali orang bertanya, dengan santai beliau menjawab " Gadangan se lah anak-anak ko lai, indak usahlah mamikian nan ka dek awak!". Maksudnya, beliau rela mengorbankan kebahagiaannya demi membesarkan anak-anaknya, sungguh mulia hatimu, Ma!
Mama memang hebat. Mama memang wanita luar biasa. Aku menyesal sempat berfikir "seandainya tak ada mama!". Ya Allah, maafkan hambamu. Sebuah dosa besar telah aku lakukan. Apa aku pantas disebut anak durhaka? Ya Allah, aku nggak mau menjadi anak durhaka, ampuni kekhilafanku. Aku tak mau engkau mengambil mama dari sisiku. Aku masih sangat membutuhkan beliau. Aku belum sempat membahagiakan beliau. Bahkan, aku masih belum bisa menebus kekecewaan beliau atas kegagalanku. Aku tak bisa membayangkan hidup tanpa beliau. Tak ada lagi yang akan menyiapkan sarapan, tak ada lagi yang akan mengajak aku sholat ke masjid, tak ada lagi wanita yang akan meneteskan air mata untukku dalam setiap doanya. Sungguh aku tak bisa membayangkan semua itu. Ya Allah, berikan beliau kesehatan dan kemudahan dalam mencari nafkah, jauhkan beliau dari segala kesedihan. Aku sangat menyayangi beliau Ya Allah. Aku butuh do'a dan dukungan beliau.  Aku tau, semua itu beliau lakukan semata-mata demi kebahagiaanku. Terima kasih ya allah, engkau telah memberikan seorang malaikat. Aku tak tau entah bagaimana caraku membalas semua pengorbanan beliau, yang aku tau, sampai kapanpun semua itu takkan pernah bisa aku balas. 

Sabtu, 17 Desember 2011

Dirgahayu Kota Biru, Payakumbuh




Hari ini, 17 Desember 2011, kota Payakumbuah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kota Batiah genap berusia 41 tahun. Usia yang cukup muda sebagai salah satu kota di Sumatera Barat. Di kota ini, aku dilahirkan dan hampir seumur hidupku aku habiskan disini. Payakumbuh merupakan salah satu kota yang terletak di hamparan kaki gunung Sago, dilalui oleh 3 buah sungai yang bernama Batang Agam, Batang Lampasi dan Batang Sinama. Wilayah administratif kota ini dikelilingi oleh Kabupaten Lima Puluh Kota. Kota ini berada dalam jarak sekitar 30 km dari Kota Bukittinggi atau 120 km dari Kota Padang dan 188 km dari Kota Pekanbaru.
Sejarah Singkat Kota Payakumbuh
Kota Payakumbuh terutama pusat kotanya dibangun oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda yang dimulai sejak keterlibatan mereka dalam perang Padri, dan kemudian kawasan ini berkembang menjadi depot atau kawasan gudang penyimpanan dari hasil tanam kopi dan terus berkembang menjadi salah satu daerah administrasi distrik pemerintahan kolonial Hindia-Belanda waktu itu. Menurut tambo setempat, dari salah satu kawasan di dalam kota ini terdapat suatu nagari tertua yaitu nagari Aie Tabik.

Jembatan Ratapan Ibu
Bergaya ala patung ibu
Jembatan Ratapan Ibu
Patung ibu yang menunjuk ke arah sungai
Jembatan ini dibangun tahun 1818 dan memiliki panjang 40 meter yang melintas di atas Sungai Batang Agam dengan arsitektur kuno berupa susunan batu merah setengah lingkaran yang direkat dengan kapur dan semen tanpa menggunakan konstruksi dari besi. Di sisi timur jembatan, kini telah dibangun sebuah Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dilengkapi dengan taman, gazebo dan jembatan refleksi. Meskipun berkunjung dimalam hari, anda tak perlu cemas, sebab penerangan di kawasan RTH ini telah memadai. Berikut beberapa foto saya di RTH Jembatan Ratapan Ibu. Mungkin sebagian ada yang belum tau mengapa jembatan tersebut diberi nama Jembatan Ratapan Ibu. Konon pada zaman penjajahan Hindia Belanda, di jembatan ini para pejuang ditembak mati oleh kompeni. Mereka berdiri berjejer dibibir jembatan, kemudian dengan brutal tentara Belanda menembaki mereka. Tubuh yang penuh luka itu jatuh dan dihanyutkan oleh derasnya air sungai. Kaum wanita, terutama ibu-ibu menangisi kematian anak mereka, hingga kini, Jembatan itu dikenal dengan nama Jembatan Ratapan Ibu.
Bersepeda di sisi kanan jembatan

tampak dibelakang saya gazebo di RTH









Kota Payakumbuh in My Opinion
Nagari yang terletak di luak nan bungsu ini memang memiliki kenangan yang sangat berarti bagi saya. Suasana kota yang nyaman dengan udaranya yang sejuk, penduduk yang ramah, serta kuliner yang menggugah selera tak mungkin dilupakan begitu saja. elamat ulang tahun kampuang tacinto, Pikumbuah

Kamis, 01 Desember 2011

december wish

Beberapa hari belakangan, aku sibuk dengan berbagai urusan. Deadline karya tulis kebanyakan dibulan ini, dan aku masih belum menyelesaikan semua target tulisan. Kbayang deh gimana sibuknya. Selain karya tulis, juga ada 2 rencana lamaran beasiswa yang harus aku selesaikan sebelum bulan desember berakhir.
Nah, berhubung karena bulan Desember tlah tiba, maka ada beberapa harapan baru yang insya allah akan aku capai dibulan ini, misalnya:

  1. Menang Lomba Cerpen Ilmiah. Alhamdulillah sebuah cerpen telah aku kirimkan kepada panitia pada tanggal 20 November lalu. Sebenarnya aku tak terlalu berminat untuk ikut lomba, karena lomba tersebut bersifat ilmiah. Aku harus menulis sebuah cerita dengan unsur-unsur kimia sebagai pemerannya. Tapi, Alhamdulillah, cerpen itu kelar juga. Insya allah cerpen itu bakalan di posting disini.
  2. Mendapatkan kesempatan untuk berkuliah di negri seberang. Setelah beberapa kali mengalami kegagalan, tentu saja aku nggak boleh berdiam diri menunggu rejeki itu datang. Akhirnya keberanian itu muncul ketika mendapat dukungan dari my beloved sister, Meidyal Fioleta. Saat ini ada 2 target beasiswa yang aku inginkan, yaitu beasiswa S1 ke Malaysia dan Singapura. I wish I can reach my dream.
  3. Menyelesaikan beberapa tulisan diantaranya Karya tulis sosial, cerpen sosial, dan beberapa tulisan essai.
I Wish, all my dreams come true,

Minggu, 27 November 2011

Ngobrol di Mig33 bareng bg Alit

malam ini, bg @shitlicious mengajak para tuna asmara untuk "bercerita santai" di mig33. Aku sbnernya pengen gabung, tapi sayang gak punya akun mig33. tapi demi gabung di room tuna-asmara-nya bg alit, aku rela bikin akun baru.
akhirnya, di mig33 bg alit balas chat aku. Leggaaaa bgt rasanya pas dibales. ternyata bg alit itu ramah bgt. Padahal awalnya aku mikirnya bg alit itu sombong. Soalnya mention aku gak pernah di bales, tapi ternyata orgnya ramah bgt. Makasih ya bg alit. Makasih buat cerita yg sangat menginspirasi mengenai kisah hidup lo terutama kisah mengenai keadaan lo dari awal dan kisah nyokap loe yang bikin terharu. Sekarang gw tambah semangat buat bikin Mande gw bangga sm gw. best wishes for u bg *terharu

Sabtu, 26 November 2011

Curhat

oke, malam ini lagi mood bgt buat nulis. So, aku bakalan bercerita mengenai beberapa kejadian yg aku alami beberapa waktu yang lalu. Sebenarnya, aku nggak harus ambil pusing lah ya mengenai kejadian ini. Tapi, aku coba ambil sisi positifnya aja. Mungkin maksud beliau ini baik, cuma cara menyampaikannya kurang tepat. Begini kronologisnya... *sori tiba2 jadi kaku gini
Malam itu, aku iseng-iseng buka facebook . Udah lama rasanya nggak aktif di chat room. yaah, akhir-akhir ini aku memang nggak terlalu interest dengan facebook. Kayaknya nggak usah diceritakan lah ya about the reason. Tapi, kejadian ini memang salah satu alasannya.
Waktu itu aku sedang asyik bertukar pikiran dengan salah seorang teman SMA-ku. Tiba-tiba ada sebuah pesan baru yang masuk. Ternyata dari salah seorang teman lama yang aku nggak terlalu kenal. Perkenalan kami cukup singkat. Sebut saja namanya Mawar. Beliau adalah salah satu mahasiswi Fakultas Kedokteran yang cukup favorit.
"Hai Miche! Masih ingat aku nggak?" tanya Mawar. *swear ini nama samaran, jika ada unsur kesamaan nama, itu bukanlah sesuatu yang disengaja.
" Hai Mawar, aku masih ingat kok, kamu yang waktu itu (..............*aku menjelaskan dimana dan kapan kami pertama kali berkenalan)" balasku.
" Iya, syukurlah kamu masih ingat, kamu apa kabar? Kuliah dimana sekarang?" tanya Mawar kepadaku.
" Alhamdulillah kabar baik, aku belum kuliah tahun ini, belum lulus seleksi, hehehe. Kamu gimana? kuliah dimana sekarang?" tanyaku.
" Aku sekarang kuliah di FK U**** (#silahkan artikan Unair, Undip, Uncen dsb) alhamdulillah aku bisa ketrima, padahal aku nggak yakin looh bakalan lulus. Soalnya FK U**** cukup favorit, dan passing grade-nya cukup tinggi!" balas Mawar.
" Wah, selamat ya,  berarti kamu calon dokter nih!"
"Iya nih, seneng bgt deh bisa ketrima,  akhirnya aku dan kakakku bisa juga mewujudkan cita-cita mama sama papa buat jadi dokter, oh iya, kakakku juga baru wisuda looh beberapa minggu yang lalu!" ujar Mawar.
" Oh, gitu ya, selamat ya buat kakak kamu, smoga kamu lancar ya kuliahnya, trus juga cepat wisuda dan nyusul kakakmu!" jawabku.
" Pastinya, aku bakalan berusaha. Kamu juga ya, smoga tahun depan juga bisa kuliah. Oh iya, kalau seandainya kamu gagal lagi tahun depan gimana?" tanya Mawar.
Jleeb. Aku terdiam. Tapi aku sadar, membalas dengan kata-kata kasar jelas bukan solusi yang tepat.
" Nggak ada orang yang  merencanakan kegagalan, jadi aku belum bikin rencana alternatif buat tahun depan. Aku mau fokus sama persiapan SNMPTN 2012 aja dulu, mudah2n Allah meberikan yang terbaik buat aku ditahun depan!" balasku. Jangan ditanya bagaimana perasaan aku ketika menuliskan balasan itu. Air mataku menetes. Tapi, terbersit dibenakku suatu pertanyaan. Apakah ini bisa disebut sebagai salah satu motivator untuk mendapatkan universitas yang aku inginkan? Ya, tentu saja. Beliau adalah salah seorang motivator, hanya saja cara penyampaiannya kurang tepat. Terima kasih untuk chatting malam itu Mawar, kata-katamu tak hanya membakar hatiku, tapi juga menyulut kembali semangatku.