Rabu, 28 September 2011

Indonesiaku Sayang, Indonesiaku yang Malang...


“Negara sumber polusi udara”. Mungkin itu julukan yang tepat untuk Indonesia saat ini. Betapa tidak, terbakarnya hutan di kawasan bukit barisan membuat hampir seluruh daerah di Pulau Sumatera terselimuti kabut asap. Seperti halnya yang terjadi di Pekan Baru, kabut asap kini mulai mengganggu jarak pandang di jalan raya. Bahkan, aktifitas di Bandara Sultan Syarif Kasim II juga sempat terganggu akibat tebalnya kabut asap, sehingga beberapa maskapai penerbangan terpaksa menunda jadwal keberangkatan selama beberapa jam.  Tidak hanya itu, bahkan kabut asap juga mulai menyelimuti Negeri Jiran dan Singapura. Negara tetangga mulai mengeluhkan ekspor asap polusi dari Indonesia yang mengganggu berbagai aktifitas di sana. Seperti halnya yang terjadi di Orchid Road, beberapa warga Singapura tampak mulai menggunakan masker agar tidak membahayakan sistim pernafasan.
Singapura dan Malaysia seolah hanya bisa komplain ketika mereka menerima kiriman asap dari Indonesia. Lalu bagaimanakah dengan sumbangan oksigen yang selama ini pernah disuplay Indonesia untuk dunia ??? Ya, tak bisa dipungkiri jika selama ini hutan Indonesia telah menyumbangkan oksigennya pada saat musim salju. Dunia Internasional seolah tidak peduli dengan sumbangan oksigen itu. Nmaun ketika kiriman asap Indonesia menggangu aktivitas meraka, banyak negara tetangga yang selama ini menikmati oksigen dari Indonesia menutup matanya dan menyalahkan Indonesia. Sungguh tidak adil.
Diduga, kebakaran hutan dipicu oleh musim kemarau yang melanda kawasan bukit barisan selama beberapa minggu belakangan sehingga membuat hutan di kawasan ini rentan terbakar. Tak hanya itu, pembukaan lahan baru dengan cara membakar lahan pun menjadi alternatif bagi petani. Mereka mengaku, membuka lahan dengan cara pembakaran lahan ini bertujuan untuk peremajaan tanaman. Mereka terpaksa melakukan pembakaran lahan karena cara ini dianggap dapat memudahkan para petani dalam menggarap lahan meskipun tingkat kesuburan tanah akan berkurang dengan cara pembakaran lahan.
Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi tingkat kepekatan kabut asap dengan mengerahkan tim pemadam kebakaran dibeberapa titik api (hotspot). Selain itu, pemerintah juga menerima tawaran dari berbagai negara tetangga untuk membantu pemadaman api. Namun hingga saat ini, belum terlihat perubahan yang cukup signifikan.
Pemerintah menuturkan, jika hujan turun di kawasan bukit barisan, titik api akan berkurang dan ketebalan asap juga akan berkurang. Namun hujan yang ditunggu-tunggu tak kunjung turun. Sehingga masyarakat tampaknya harus bersabar merasakan dampak dari tindakan yang tidak beratanggung jawab.(Miche,24102010)

cerita bersama HIjir dan Susan


Hari ini aku sedang tidak ada kegiatan apa-apa. Maklumlah, semenjak aku dinyatakan gagal dalam ujian masuk perguruan tinggi, tidak ada kegiatan yang dapat aku lakukan selain mengulang pelajaran untuk persiapan menempuh ujian SNMPTN tahun 2012. Kali ini aku iseng-iseng membongkar-bongkar tulisan yang pernah aku buat beberapa bulan yang lalu. Aku tertarik untuk membaca kembali tulisan tersebut. Mataku tertuju pada sebuah file yang berjudul “AMIIIIINNNN.docx”.  Aku penasaran dengan isi tulisannya. Segera ku buka file tersebut ternyata isinya kalimat berikut:
 AMIIIIINNNN,, :),,, TPI KYK'A KEREN GTU,, KMU IPDN MIKE,,, WKTU TU AQ CRITA2 MA IBUK AHDA,, DY KBYANG KMU NTU JD PMBICARA,,,, POLITISI GTU LHAA,, POKOK'A NANGKRING D TV,, JD AHLI SOSIAL GTUU LHAA,,, WHAA MUDAH2N YHHH,, FISIK OK,, PMIKIRAN JG OK,, AMIIIIINN DH POKOK'A,,, MUDAH2N JD ORG BESARR,,,
Ini cuplikan teks chatting aku dengan teman sebangku ku diwaktu SMA. Namanya Hijir Della Wirasti dan aku biasa memanggilnya dengan sebutan Hijir. Saat ini, Hijir telah menjadi mahasiswi disalah satu perguruan tinggi favorit di Indonesia. Dia diterima dijurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung melalui jalur SNMPTN undangan. Aku nggak heran kalau Hijir bisa ketrima di ITB, PTN idamannya. Hijir memang orang yang sangat rajin dan punya semangat juang yang tinggi. Ya, semoga saja  setelah dia diterima sebagai mahasiswi ITB Allah memberikan kemudahan baginya untuk meraih cita-citanya.
****
            Aku tertegun. Nasibku kini berbeda jauh dengan teman sebangku-ku. Hijir telah meraih mimpinya menjadi mahaswi, namun aku mimpiku masih sebatas impian belaka. Aku kembali teringat masa-masa SMA ku. Aku teringat betapa besarnya harapan salah seorang guruku untuk dapat melihat aku sebagai orang yang sukses. Ibu Ahdahayati, beliau memang guru terbaik yang pernah aku temui. Senyum ramah selalu merekah dibibirnya ketika beliau bertemu dengan murid-muridnya. Aku memang sangat dekat dengan beliau sehingga aku sering bercerita tentang cita-citaku. Beliau sempat membuat aku terharu ketika ia berkata “ Miche ini ketua OSIS idola ibu, dan ibu doakan Miche bisa sukses nanti!”. Tak hanya itu, ketika aku bercerita bahwa aku sedang menjalani tes seleksi calon praja IPDN, beliau sangat antusias mendengarnya. Tak tanggung-tanggung, beliau menawarkan aku beberapa contoh soal akademik-salah satu test IPDN- untuk dapat aku pelajari. Bahkan beliau sengaja shalat hajat dan berdoa agar aku diberi kemudahan pada saat menjalani tes. Tapi kini aku belum berhasil mewujudkan impian beliau. Ketika aku menelepon beliau untuk mengabarkan bahwa aku gagal pada tes akademik, beliau kelihatan kecewa. Namun, beliau tetap memberikan semangat kepadaku.”nggak apa-apa Miche, gagal itu biasa. Yang penting kita udah berusaha. Miche jangan patah semangat ya, tahun depan dicoba lagi ya, sayang!” Ketika mendengar kata-kata Ibu Ahda, hatiku tenang. Meskipun aku telah mengecewakan beliau, namu Ibu Ahda tetap memberikan support-nya buat aku
            Ibu Ahda memang sempat bercerita kepada Hijir dan Susan mengenai harapannya kepadaku. Ketika aku menghadiri acara buka bersama alumni di aula SMAN 1 Payakumbuh, Susan sempat menceritakan bahwa Ibu Ahda benar-benar berharap aku menjadi orang sukses.”padahal kami alah nio pulang tu, tapi Bu Ahda alun juo salasai-salasai bacarito tentang miche lai!” begitu kata Susan kepadaku. Selain itu, Susan juga menyemangatiku agar aku tidak patah semangat.berbekal semangat dan harapan dari orang-orang yang aku sayangi, aku semakin bersemagat untuk menatap masa depanku. Terimakasih Ibu Ahda guruku tercinta, terimakasih Hijir dan Susan. Kalian sangat berarti bagiku. Semoga doa dan harapan kalian bisa menjadi kenyataan ditahun 2012. Ya, semoga saja Ya Allah,,, 
JUST FOR MY BELOVED TEACHER
Selasa, 28 September  2010 telah berlalu,  kini genap setahun sudah setahun  peristiwa itu terjadi.  Setahun sudah beliau terlelap dalam tidurnya yang panjang. Kami kehilangan sesosok guru yang begitu dekat dengan siswanya. Sosok guru yang perhatian, gurauannya yang begitu khas terhadap murid-muridnya begitu sulit dilupakan begitu saja.  Kami tak pernah menyesali kepergian beliau. Kami begitu ikhlas melepas kepulangan beliau kepada sang pencipta.
Pagi itu,aku baru bangun tidur. Dengan mata yang masih mengantuk, aku mengambil HP dan melihat ada sebuah SMS. Ternyata itu SMS dari Pak Sukardi.
“Ke, Innalillahiwainnailaihi rojiun, Pak Yu maningga tadi malam. Tolong agiah tau kawan2 yoo.”
Begitulah kira-kira bunyi pesan singkat yang aku terima. Aku kaget dan tidak percaya dengan SMS ini. Tapi pengirimnya Pak Sukardi, sangat tidak mungkin sekali beliau akan salah mengirimkan SMS jika ini hanya fiktif.
Tiba-tiba, HP ku kembali berdering. Ternyata SMS dari bapak kepala sekolah. Bunyi sms beliau hampir sama dengan yang dikirimkan Bapak Sukardi. Dadaku sesak, aku tidak percaya. Ini pasti mimpi, ya aku sedang bermimpi. Tapi ini kenyataan. Aku tidak bermimpi. Ini kenyataan. Satu persatu air mataku menetes. Begitu sulit dipercaya, guru yang paling aku sayangi telah pergi, dan aku sama sekali tidak menyangka beliau akan pergi secara mendadak. Sehari sebelumnya, beliau masih dalam keadaan sehat wal afiat. Bahkan beliau masih sempat bergurau dengan kami sebelum upacara bendera dimulai.
HP ku kembali berdering, kali ini ada yang meneleponku.
“Maeq, iyo maningga Pak Yu?” tanya seseorang diseberang sana.
“iyo bg, ko Mike baru dapek sms dari Pak Res jo Pak Sukardi , keceknyo iyo bg!”aku terisak
“ndeehh,,”suaranya diseberang sana  terdengar begitu lemas. “iyolah Maeq, bg pulang kini nyo, ndak picayo bg Pak Yu maningga do, kawan2 bg ngecek gitu, tapi bg ndak picayo do. Makasih yo infonyo” teleponpun berakhir.
Aku bergegas bangun dari tempat tidur dan segera berkemas. Aku tak sabar ingin segera tiba di sekolah. Begitu sampai di gerbang sekolah, aku melihat hampir semua murid menangis. Begitupun dengan guru-guru. Ini artinya aku memang tidak sedang bermimpi. Pak Yu benar-benar telah tiada, dan beliau telah pergi tanpa memberi isyarat terlebih dahulu kepada kami.
Kami berkumpul di lapangan upacara dan berdoa bersama bagi almarhum. Isak tangis pun pecah, kami larut dalam kesedihan. Pagi itu kami benar-benar berduka. Kami telah kehilangan sesosok guru yang sangat kami cintai. Selepas berdoa bersama, kamipun berangkat menuju rumah duka di Lubuak Batingkok. Sekitar hampir seribu siswa dan siswi SMA N 1 Payakumbuh dengan mengendarai sepeda motor berjalan beriringan ke rumah duka untuk melepas kepergian guru tercinta menuju peristirahatan terakhir beliau.
Sesampai di rumah duka, tampak beberapa karangan bunga tanda turut berduka cita. Aku masih belum percaya ketika melihat sesosok tubuh terbujur kaku tak bernyawa, beliau adalah guru yang sangat ku sayangi. Aku tak dapat membendung air mata, dadaku terasa begitu sesak. Terlintas dibenakku kenangan bersama beliau.
Kini setahun telah berlalu,Pak, rasanya begitu sulit dipercaya bapak telah pergi. Kami sangat kehilangan bapak, kami sayang bapak. Tapi kami percaya Allah lebih sayang kepada bapak. Kini, aku hanya bisa berdoa untukmu. Hanya serangkai doa yang dapat kami persembahkan buat bapak sebagai tanda bahwa bapak akan selalu kami kenang meski kini kita telah berbeda tempat. REST  IN PEACE MY BELOVED TEACHER, YOU ALWAYS IN MY HEART..WE LOVE YOU
BAPAK (alm) FAIRUSDI,S.Pd IN MEMORIAM

Rabu, 21 September 2011

Malam semakin larut. Namun mataku masih belum dapat kupicingkan. Suara rintik-rintik hujan yang semakin deras semakin membuatku resah. Aku tak tau apa yang sedang berkecamuk diotakku. Perasaanku tak tenang. Selintas bayangan tentang cita-citaku dimasa depan kembali mencuat dibenakku. Aku ingin sukses, aku ingin membuat orang tuaku bangga. Tapi apa yang bisa aku berikan kepada orang tuaku sekarang? Semua cita-citaku kini masih sebatas cerita. Aku sama sekali belum bisa mewujudkannya menjadi sebuah kenyataan. Aku telah mengecewakan orang tua ku. Aku telah menghancurkan semua angan-angan keluargaku untuk dapat mengantar aku melanjutkan pendidikan dibangku kuliah. Aku memang tidak ingin gagal, dan semua orang pasti tidak ingin mengalaminya. Tapi, apa hendak dikata. Manusia hanya dapat berencana, keputusannya tetap ditangan Allah.
"ah, mungkin Allah belum menakdirkan aku untuk melanjutkan pendidikan ditahun ini, aku yakin Allah telah menyiapkan yang terbaik buat aku!"itulah kata-kata andalanku ketika aku mulai putus asa. Kulihat satu persatu buku-buku yang tertata rapi di lemari. Sudah begitu lama rasanya aku tak menyentuhnya. Pandanganku tiba-tiba tertuju pada sebuah majalah. Bisa dikatakan majalah itu benda kesayanganku. Terkadang, jika aku kehilangan semangat, majalah ini mampu membangkitkan semangatku kembali. Majalah ini berisi profil orang-orang yang memiliki prestasi luar biasa. Mereka telah mengharumkan nama Indonesia dikancah Internasional. "Andai aku seperti mereka!" aku kembali menghayal. "Ya Allah, akankah aku bisa merasakan seperti mereka? membawa nama bangsa di dunia internasional, dan membahagiakan hati orang tuaku?" Entahlah, hanya engkau yang tau, dan hanya engkau yang bisa menjawab semua doaku.
Aku tak pernah berhenti berharap. Allah pasti akan membukakan jalan bagi hambanya yang mau berusaha. Sepenggal cerita sukses yang tertulis dimajalah tersebut pasti telah diiringi air mata kekecewaan sebelumnya. "tak ada alasan bagiku untuk berputus asa, aku belum kalah, cita-citaku masih belum mampu dihancurkan oleh kegagalan demi kegagalan ini. Impian ini masih akan tetap ada selama aku tetap berusaha dan meyakini bahwa Allah akan menjawab doa-doaku. Semoga saja Ya Allah...
Kegagalan itu kini telah berlalu dan menyisakan puing-puing kepedihan dihatiku. Namun, kepedihan itupun ikut berlalu seiring berjalannya waktu. Kini di depanku terbentang luas jalan untuk menggapai impianku. Sejuta harapan kini hadir dalam hidupku. Kurangkai kembali mimpi-mimpiku, dan aku siap menyongsong episode baru dalam hidupku.

Selasa, 20 September 2011

what do you think?

It’s still 11.07 pm now. But I can’t sleep. I just wanna go to bed now, but I want to post something here.  I just thinking about weird question about me. “do you have a boyfriend?”. OK,  I love a man. He is my friend and I know him so well. He is not my schoolmate. We are come to a different school. But I just had the feeling recently. 
I think, it’s been very  long to thinking about a boy in my life. Yeah, now I just thinking about must I have get some relation? or I have to focus on my university preparation? I don’t know but  I believe that Allah has been prepare it for me.
Okay, its 11.19 now, I thing I must take a nap soon. Gutten natch,,and gutten abend