“Negara sumber polusi
udara”. Mungkin itu julukan yang tepat untuk Indonesia saat ini. Betapa tidak,
terbakarnya hutan di kawasan bukit barisan membuat hampir seluruh daerah di
Pulau Sumatera terselimuti kabut asap. Seperti halnya yang terjadi di Pekan Baru,
kabut asap kini mulai mengganggu jarak pandang di jalan raya. Bahkan, aktifitas
di Bandara Sultan Syarif Kasim II juga sempat terganggu akibat tebalnya kabut
asap, sehingga beberapa maskapai penerbangan terpaksa menunda jadwal
keberangkatan selama beberapa jam. Tidak hanya itu, bahkan kabut
asap juga mulai menyelimuti Negeri Jiran dan Singapura. Negara tetangga mulai
mengeluhkan ekspor asap polusi dari Indonesia yang mengganggu berbagai
aktifitas di sana. Seperti halnya yang terjadi di Orchid Road, beberapa warga
Singapura tampak mulai menggunakan masker agar tidak membahayakan sistim
pernafasan.
Singapura dan Malaysia
seolah hanya bisa komplain ketika mereka menerima kiriman asap dari Indonesia.
Lalu bagaimanakah dengan sumbangan oksigen yang selama ini pernah disuplay Indonesia
untuk dunia ??? Ya, tak bisa dipungkiri jika selama ini hutan Indonesia telah
menyumbangkan oksigennya pada saat musim salju. Dunia Internasional seolah
tidak peduli dengan sumbangan oksigen itu. Nmaun ketika kiriman asap Indonesia
menggangu aktivitas meraka, banyak negara tetangga yang selama ini menikmati
oksigen dari Indonesia menutup matanya dan menyalahkan Indonesia. Sungguh tidak
adil.
Diduga, kebakaran hutan
dipicu oleh musim kemarau yang melanda kawasan bukit barisan selama beberapa
minggu belakangan sehingga membuat hutan di kawasan ini rentan terbakar. Tak
hanya itu, pembukaan lahan baru dengan cara membakar lahan pun menjadi
alternatif bagi petani. Mereka mengaku, membuka lahan dengan cara pembakaran
lahan ini bertujuan untuk peremajaan tanaman. Mereka terpaksa melakukan
pembakaran lahan karena cara ini dianggap dapat memudahkan para petani dalam
menggarap lahan meskipun tingkat kesuburan tanah akan berkurang dengan cara
pembakaran lahan.
Berbagai usaha telah
dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi tingkat kepekatan kabut asap dengan
mengerahkan tim pemadam kebakaran dibeberapa titik api (hotspot). Selain
itu, pemerintah juga menerima tawaran dari berbagai negara tetangga untuk
membantu pemadaman api. Namun hingga saat ini, belum terlihat perubahan yang
cukup signifikan.
Pemerintah menuturkan,
jika hujan turun di kawasan bukit barisan, titik api akan berkurang dan
ketebalan asap juga akan berkurang. Namun hujan yang ditunggu-tunggu tak
kunjung turun. Sehingga masyarakat tampaknya harus bersabar merasakan dampak
dari tindakan yang tidak beratanggung jawab.(Miche,24102010)