Kamis, 27 Januari 2011

Surat untuk Bapak Presiden

Payakumbuh, 28 Desember 2010
Yth.Presiden Republik Indonesia
Bapak Susilo Bambang Yudhoyono
di Istana Negara
Jalan Proklamasi 1 Jakarta
           
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Bapak presiden yang saya cintai, sebelumnya saya mendoakan agar Bapak selalu dalam keadaan sehat dan selalu diberi rahmat oleh Allah SWT. Sebelumnya saya minta maaf jika surat saya ini telah mengganggu konsentrasi Bapak dalam mengurus beberapa polemik yang ada di bumi pertiwi saat ini. Saya sadar, sebagai orang nomor satu di Republik ini tentunya Bapak disibukkan dengan berbagai tugas kenegaraan. Namun, ada suatu wacana dalam dunia pendidikan yang menarik perhatian saya sehingga saya memberanikan diri untuk menulis surat kepada Bapak. Saya berharap surat saya ini mendapat perhatian dari Bapak serta Kementrian Pendidikan Nasional. Nama saya Miche Leo Fullgita. Saya merupakan salah satu siswi kelas XII di SMA Negeri 1 Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat dan Insya Allah tahun 2011 saya akan mengikuti ujian nasional.
Bapak presiden yang saya sayangi,
Tahun 2011 pola pelaksanaan Ujian Nasional (UN) direncanakan akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Rencana pemerintah untuk menjadikan hasil UN sebagai pertimbangan untuk mendapatkan bangku di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) membuat saya dan teman-teman di SMA Negeri 1 Payakumbuh cemas. Walaupun berbagai program telah disiapkan oleh pihak sekolah untuk menyukseskan ujian nasional dan ujian Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Namun, hal ini tidak dapat sepenuhnya membantu meningkatkan kepercayaan diri siswa. Sebab pada pelaksanaannya banyak siswa yang melakukan  kecurangan. Berbagai rumor mengenai kecurangan dalam ujian nasional seolah telah menjadi rahasia publik. Mulai dari beredarnya kunci jawaban dari soal yang akan diujikan melalui pesan singkat (SMS).
Yang lebih parahnya lagi, ada beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan kondisi ini untuk meraup keuntungan. Pihak tersebut menjual SMS yang berisi kunci jawaban ujian nasional. Pengawasan terhadap peserta ujian pun sepertinya hanya formalitas belaka. Sebab, beberapa siswa mengaku sempat berkomunikasi dengan teman-teman bahkan guru-guru mereka baik itu melalui telepon seluler maupun berbicara langsung di dalam ruangan ujian.
Bapak Presiden yang saya sayangi,
            Selain dengan alasan bahwa adanya tindakan kecurangan dalam pelaksanaan ujian nasional, ada alasan lain yang membuat saya merasa sangat keberatan dengan rencana pemerintah bahwa nilai hasil UN menjadi bahan pertimbangan masuk Perguruan Tinggi Negeri. Menurut saya, bobot dan tingkat kesulitan soal UN dengan ujian masuk PTN jelas berbeda. Soal ujian masuk PTN dikemas  serumit mungkin sehingga butuh analisa untuk dapat menyelesaikan soal-soal dan dapat lulus di perguruan tinggi negeri. Sistem yang diterapkan dalam menghitung skor soal dalam ujian masuk PTN pun sangat berbeda dengan ujian nasional. Selain itu, juga terdapat perbedaan cara penyajian soal  ujian masuk PTN jika dibandingkan dengan ujian nasional. Dalam ujian nasional, siswa diberikan pilihan a, b, c, d, dan e, sementara dalam ujian masuk PTN siswa diberikan pilihan jawaban yang harus dianalisa dulu sebelum memilih jawaban yang dianggap benar.
            Bapak Presiden yang saya sayangi,
Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Setiap daerah memiliki ciri khas dan perbedaan tersendiri sehingga pola hidup dan pola pendidikan yang diterapkan di setiap daerah pun berbeda. Sistem  pendidikan antara Sabang hingga Merauke tidak bisa dianggap sama. Jika kebijakan untuk menjadikan nilai ujian nasional sebagai bahan pertimbangan masuk perguruan tinggi tetap dilaksanakan, maka kecurangan dalam pelaksanaan ujian nasional akan semakin bertambah. Untuk itu, pemerintah harus bekerja keras dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yang tentunya tidak diwarnai oleh berbagai aksi kecurangan.
Bapak Presiden yang saya sayangi,
Mengingat tingginya angka kecurangan dalam pelaksanaan ujian akhir Nasional dan perbedaan yang cukup signifikan antara UN dan SNMPTN, maka saya sangat berharap agar rencana pemerintah ini kembali dievaluasi. Jika untuk menentukan kelulusan saja masih ditemui kecurangan, tentunya tingkat kecurangan akan meningkat jika hasil UN dijadikan sebagai pertimbangan menuju PTN idaman. Bapak presiden, saya ingin masalah ini mendapat perhatian dari pemerintah dan Kementrian Pendidikan Nasional demi terciptanya sistem pendidikan yang berkualitas dan nantinya akan lahir generasi bangsa yang intelek dan bermartabat.
Demikianlah surat ini saya sampaikan  kepada Bapak, semoga harapan yang saya ungkapkan dapat menjadi perhatian bagi Bapak demi terciptanya sistem pendidikan yang berkualitas di Tanah Air tercinta.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Salam Ananda,


Miche Leo Fullgita
#Tulisan ini saya kirimkan dalam lomba menulis surat untuk Bapak Presiden yang diikuti oleh pelajar Indonesia yang ada di Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Arab Saudi. Alhamdulillah, tulisan ini berhasil menjadi Runner Up.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar