Sabtu, 05 November 2011

kutemukan kembali "my mood booster"

Rasanya sudah terlalu lama aku kehilangan semangat hidup. Meskipun aku sempat bersemangat untuk menata kembali hidupku, namun semangat itu tak bertahan lama. Hanya berselang beberapa hari kemudian, semangat itu kembali pudar. Tapi kini, aku telah menemukan kembali semngat hidup yang sempat terkubur. Aku menemukannya kembali, dan aku akan jaga semangat itu agar selalu ada disini, disetiap detak jantungku. 
Ahh,, rasanya terlalu bodoh aku menyia-nyiakan hidupku selama lima bulan belakangan. Tidak ada kegiatan yang berarti yang dapat aku lakukan. Berpura-pura bersemangat, tapi sebenarnya aku telah membohongi diriku sendiri. Setiap hari, aku hanya duduk di depan televisi. Menonton acara yang dulu sangat ku benci. Ya, dulu aku sangat membenci sinetron-sinetron yang ditayangkan di layar kaca. Tapi kini, aku malah tak pernah ketinggalan satu episodepun. Aku mulai membenci tayangan favoritku, aku hampir melupakan TVone dan MetroTV. Aku heran, bahkan orang tuaku pun ikut heran. Perubahan yang amat sangat drastis dalam hidupku.
Dulu, hampir tak ada waktu untuk sinetron. Walaupun ada, itu hanya untuk menonton berita atau acara musik. Dulu, hampir tak ada waktu luang, sepulang dari sekolah sekitar pukul 16.05, aku menghabiskan waktu hingga pukul 9 pm di tempat bimbel. Rumah ibarat tempat penginapan saja bagiku. Tapi kini, hampir 24 jam aku habiskan di rumah dan tentu saja tanpa kegiatan yang bermanfaat. Aku bodoh, ya sangat bodoh. Aku membiarkan waktuku terbuang sia-sia.
tidaaaaakk, aku tak mau lagi begini. Ini bukan hidupku. Aku tak mau lagi kreatifitasku dibelenggu. Aku telah menemukan semangatku kembali. Terimakasih "my mood booster". Semangat ini tidak berasal dari perasaan yang lumrah dialami oleh hawa terhadap adam. My mood booster bukanlah seseorang yang bisa disebut sebagai "boyfriend" atau apapun sinonimnya. Dia adalah calon pemimpin negeri ini dimasa depan. Dia sangat menginspirasi, dan tulisannya mampu membangun mimpiku kembali. Rangkaian kata-katanya mempu menyadarkanku, memang sangat beresiko jika kita berani bermimpi. Kita beresiko bahagia jika mimpi itu dapat kita wujudkan, dan bahkan bisa beresiko kehilangan semua mimpi itu ketika gagal. Tapi, hidup ini terlalu indah untuk disia-siakan dengan menghapus mimpi yang sempat hadir. Bukankah tugas kita hanya berusaha dan berdoa? Lalu kenapa aku menyalahkan takdir ini tanpa menyadari hikmah dibalik semua ini? Maafkan aku, aku keliru,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar